Gaji UMR Jadi Miliaran, Ini Cara Gw Atur Uang
Oke guys, ini di part baru gua. Akhirnya gua shoot background-nya beda. Tapi gua pengen bahas gimana cara atur duit gaji UMR ala gua. Kenapa gua pengen bahas tentang ngatur duit gaji UMR? Karena percaya atau nggak, sebelum gua di tahap gua sekarang, dulu pas gua ngerintis bisnis, gua ngegaji diri gua sendiri 3 juta per bulan. Dan kebetulan gua tinggal di Jakarta, dan ternyata bisa bisa aja gua manage uang gua dengan gaji 3 juta per bulan—tapi pelan-pelan naik ya— sampe gua bisa akumulasi kekayaan, investasi ke beberapa produk keuangan, sampe investasi ke ilmu dan creating other income. Tapi, again, gua bukan financial advisor dan beberapa dari saran ini berdasarkan pengalaman pribadi. Karena gua personally ngerasa, the best money management kalo gaji UMR adalah, investasi ke hal-hal yang menciptakan income yang lebih besar. Berarti ngga usah invest di reksadana, saham, dll dong? Oh itu salah menurut gua. Investasi di instrumen keuangan tuh tetap perlu, tapi lebih ke arah mindset. Jadi gua bahas satu-satu dulu ya. Di piramida keuangan kita cuma bahas 3 level pertama untuk manage uang UMR. Di sini gua bakal pake UMR di Jakarta, yaitu sekitar 4,4 juta. Tapi kalian adjust sendiri, ini harusnya ga jauh beda kalo misalnya kalian UMR di kota-kota lain. Oke,
paling pertama dari piramida keuangan adalah cashflow. Ini harusnya ada di gambar piramida keuangan ya. Paling bawah adalah ngatur in and out uangnya kalian. Kalo misalnya uangnya masih UMR, misal under 5 atau 10 juta, menurut gua itu strict banget. Kalian harus punya habit untuk catat pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya. Soalnya ruang kalian untuk bermain—bisa jajan lebih banyak, atau investasi lebih banyak—itu tipis. Gua actually rekomendasiin ikut aturan yang 50 30 20. 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, 20% untuk investasi. Tapi kalo kalian bisa tuker dan investasinya lebih banyak, itu lebih bagus. Again, ini general guideline. Buat kalian yang punya gaji UMR, misalnya 50% itu kan 2,2 juta di Jakarta. Bisa nggak kalian hidup per bulan dengan 2,2 juta? Bisa banget. Kebetulan waktu itu kalo gua mau hemat-hematnya, kos di Jakarta itu bisa dapat 1-1,5 juta per bulan. Lalu kebutuhan yang lain apa? Mungkin transportasi dan makan. Jadi kita agak strict di sini. Kita nggak boleh punya lifestyle yang terlalu. Tapi coba mulai bangun habit ngeporsiin budget keluar duitnya berdasarkan aturan-aturan ini. Nah habis itu 30%-nya itu adalah untuk keinginan. Jadi sebenernya gini, gua tuh nggak setuju 30% harus untuk keinginan. Bisa aja kalian keinginannya 0 di bulan itu atau bahkan kadang-kadang 5 atau 10%. Tapi soalnya nggak semua orang itu bisa ketat, semuanya ditabung terus hidup frugal. Frugal tuh artinya pelit, kaya ga mau keluarin untuk hal-hal yang ga perlu. Tapi let’s say kaya gitu, 30% dipake buat keinginan, 20% buat investasi. Cuma kita mikir kaya gini deh, kebanyakan orang mikir langsung, ‘Oke, duit investasi gua langsung taruh mana?’ Langsung invest ke saham, langsung invest ke mana. Ini bukan financial advice, karena perspektif gua dalam manage money adalah untuk create potential income. Gimana caranya kita punya income lebih gede lagi? Oke, step 1 versi gua untuk ngatur uang gaji UMR adalah catat pengeluaran-pemasukan. Make sure kalian porsinya berdasarkan persentase-persentase kebutuhan, keinginan, dan investasi. Yang penting itu dulu. Jangan sampe pengeluaran lebih gede daripada pemasukan. Oke,
step 2 dari piramida keuangan itu adalah proteksi. Proteksi sebenernya di sini gua ada 2 hal doang, yaitu siapin dana darurat dan yang kedua kalo bisa siapin asuransi. Dan asuransi kesehatan tuh sekarang banyak banget yang affordable, per tahun mungkin cuma berapa juta atau per tahun bahkan ada yang beberapa ratus ribu. Cuma ini kan preminya kalian harus nyesuaiin dengan kebutuhan kalian masing-masing. Cuma dana darurat itu sesuatu yang harus, wajib punya. Jadi dana darurat itu uang yang kalian simpan—di bank gitu misalnya—nganggur, nggak boleh dipake buat apa-apa. Itu dipake buat kalo tiba-tiba ada kebutuhan untuk ke RS—kalo misalnya ngga ada asuransi ya—, kebutuhan untuk kasih orang tua, atau lain-lain yang tiba-tiba mendadak. Gua akan kasih guideline 3-6 kali pengeluaran bulanan. Coba kalo misalnya kita ikutin 50% kebutuhan, 30% keinginan, berarti 80% itu biaya bulanan kita kan. 80%-nya 4,4 juta berapa? Sekian ya, coba dihitung sendiri. Dikali 6 kali lipatnya. Jadi anggap agar memudahkan kalian ngitung juga, anggap pengeluaran per bulan tuh 3 juta, dikali 6, berarti harus punya 18 juta di rekening bank, nganggur, ga boleh diapa-apain. Sebenernya untuk dana darurat, better safe than sorry. Tapi opini pribadi gua, kalian tuh bisa get by dengan dana darurat 3 bulan pengeluaran. Yaitu sekitar 9 juta misalnya. Karena apa? Karena dengan cashflow yang kecil, menurut gua perputaran uang tuh lebih penting dibanding uang gede yang ngendep. Again, bukan financial advice, tapi ini yang gua sendiri lakuin dulu. KArena gua pengen uang seadanya gua itu diputer terus untuk investasi. Nah tapi gini, kalo piramida 1 sama 2 udah keisi, piramida 3-nya tuh investasi. Cuma pertanyaannya, investasinya ke mana? Kalo misalnya gaji UMR, gua akan bagi ke 2 hal. Investasi untuk sesuatu yang menciptakan income atau investasi ke instrumen keuangan. Atau pilihannya(?) gini, kalian pasti pernah denger kalo misalnya invest di instrumen keuangan, itu adalah investasi dengan return paling kecil sebenarnya. Karena paling kita ngeliat apa? Berapa persen per tahun. 20%, 30% lah paling gede sehebat-hebatnya per tahun. Cuma kalo misalnya pas kecil, kita invest di kemampuan kita untuk create income, itu bakal lebih banyak lagi return-nya. Bahkan mungkin kalian investasi di misalnya 1 buku, 300 ribu untuk ilmu coding atau skill apapun itu, itu bisa menciptakan income untuk kalian puluhan bahkan ratusan juta ke depannya. Oke, tapi alokasinya gimana? Anggap kan tadi kita punya 20% dari budget kita untuk investasi dengan gaji 4,4 juta. Itu lumayan gede loh, berarti per bulan ada sekitar 880 ribu untuk kita investasiin. Opini pribadi gua, dari 880 itu enaknya dibagi 50 50 biar gampang. Jadi apa? 440 ribu dan 440 ribu. Cuma 440 ribu untuk income itu apa? Kalo menurut gua paling simpelnya adalah investasi ke ilmu. Setiap bulan coba beli buku, setiap bulan coba beli course, atau ikut pelatihan, ikut workshop dan asah terus skill-nya, asah terus skill-nya. Kalo misalnya kalian lebih berani, misalnya mau ngebangun bisnis, 400 ribu itu dikumpulin, misal 2 bulan jadi 880 or even 3 bulan jadi 1 juta sekian. Dan kalian bisa modalin bisnis kalian yang mungkin perputarannya adalah penjualan barang, sifatnya mungkin makanan, atau misalnya reselling, dropshipping. Opini pribadi gua, untuk yang punya gaji UMR, menurut gua lebih bagus diputer ke sana. Loh tapi kenapa kita harus taruh di instrumen keuangan? Karena gini, realitanya, dengan investasi instrumen keuangan itu lebih ke mindset dibanding return. Jadi mindset itu harus dibangun dari kita income sekecil mungkin biar itu bisa compounding dan kita konsisten terus sampe income kita pas udah gede kita taruh lebih banyak dan lebih banyak lagi. Dan sebenernya menurut gua paling simpel adalah kalian masukin ke reksadana. Reksadana itu instrumen keuangan yang di-manage oleh manager investasi. Jadi analoginya tuh kalian lebih ke passive investing. Yang penting duit kalian itu nggak tidur dan kalian kebangun mindset-nya. And then on another hand, kalo misal ditanya fokusnya harus ke mana, menurut gua 80% time and effort adalah untuk menciptakan income baru. Kalo nggak upgrade gajinya, upgrade income per bulannya, atau coba bisnis baru. Semoga ini nggak terlalu bertele-tele. Tapi ini lebih ke perspektif how I manage my money waktu itu pas gua gaji 3 juta per bulan. Tapi menurut gua ini topik penting banget untuk dibahas, soalnya dengan cashflow kecil, kita harus bisa maksimalin penggunaan uang itu semaksimal mungkin. Honestly kalo misalnya kalian lebih pede, mungkin lebih dari 50%, mungkin lebih dari 80% uang bulanan kalian untuk investasi, itu dipake untuk investasi di ilmu dan skill. Gua akan guarantee kalian, bahwa itu bakal menciptakan return yang lebih gede dibanding instrumen finansial. Tapi kenapa nggak 100% Koh? Again, investasi adalah mindset. Jadi gimana caranya membangun konsistensi adalah memulai dengan uang yang kecil. 110 ribu, atau bahkan 50 ribu itu bisa kita mulai invest di reksadana. Dan banyak aplikasi di luar yang bisa kalian pake untuk mulai membangun habit dan mindset itu. Alright guys, I wish you guys all the best. Semoga yang punya income UMR di kota manapun bisa upgrade dan investasi di skill biar gaji kalian bisa naik, bangun side hustle, bangun bisnis. Tapi at the same time, jangan lupa pondasi keuangan dan jangan lupa investasi, at least porsi kecil untuk instrumen keuangan to build the mindset.