BAGAIMANA MERAIH KEBAHAGIAAN
[9/2 19.15] Suhu Wan: BAGAIMANA MERAIH KEBAHAGIAAN (Bagian 1)
Oleh : Suhu Wan (Owner Idolmart & Ketum AMRI)
Bayangkan kita melakukan perjalanan selama satu hari dengan menggunakan kereta api. Kereta api ini hanya memiliki tiga gerbong dan selama perjalanan kita bebas menentukan mau berada di gerbong yang mana.
Kita juga bebas untuk setiap saat berpindah tempat dari satu gerbong ke gerbong lainnya. Misalkan saat masuk pertama kita duduk di gerbong yang belakang, 30 menit perjalanan kita pindah ke gerbong tengah. 15 menit kemudian kita pindah ke gerbong yang depan. 10 menit kemudian kita ke gerbong tengah dan seterusnya.
Ajaibnya adalah saat kita memilih berada di gerbong yang mana dari ketiga gerbong ini, langsung secara otomatis akan menentukan emosi dan suasana hati kita. Kalau kita berpindah dari satu gerbong ke gerbong lainnya, suasana hati kita juga akan langsung berubah secara seketika.
Kalau kita duduk digerbong yang tengah, suasana hati kita akan langsung terasa nyaman, tenang, santai, lega, bahagia, empati, ramah, bangga, puas, pokoknya semua suasana hati yang bersifat positif. Tidak ada suasana hati yang negatif saat kita berada di gerbong tengah ini.
Sementara kalau kita berada di gerbong belakang maka suasana hati kita akan merasa sedih, kesal, malu, jijik, marah, kecewa, benci, tersinggung, dendam, menyesal, putus asa, iri, sakit hati, penderitaan, pokoknya semua suasana hati yang bersifat negatif dan membawa ketidakbahagian.
Sedangkan kalau kita berada di gerbong depan maka suasana hati kita akan langsung merasa cemas, takut, ragu-ragu, kuatir, tegang, stres, frustrasi, pesimis, pokoknya suasana hati yang juga negatif, seperti halnya saat kita berada di gerbong belakang.
Karena belum tahu karakteristik ketiga gerbong ini, awalnya kita masuk di gerbong yang belakang dan suasana hati kita secara otomatis langsung sedih, kesal, malu, marah dan sejenisnya. Lalu kita pindah ke gerbong yang tengah dan suasana hati kita secara otomatis menjadi nyaman, tenang, bahagia dan seterusnya. Berikutnya kita coba pindah lagi ke gerbong depan dan langsung suasana hati kita cemas, takut, frustrasi dan sejenisnya.
Setelah merasakan dan tahu bagaimana suasana hati kita saat berada di ketiga gerbong tersebut, gerbong mana yang akan kita pilih sepanjang perjalanan selama satu hari penuh? Tentu saja kita memilih gerbong tengah yang membuat suasana hati kita selalu bahagia dan positif.
Jika perjalanan satu hari dengan kereta api itu adalah perjalanan hidup kita di dunia, dari sejak lahir sampai kita meninggal, sudah barang tentu semua orang sangat ingin selalu berada di gerbong tengah, dan berusaha tidak berada di gerbong belakang atau pun depan. Apakah benar demikian?
Walaupun bebas memilih mau berada dimana, tidak sedikit manusia yang justru tidak selalu berada di gerbong tengah (gerbong kebahagiaan), kadang mereka berada di gerbong belakang atau gerbong depan yang akan membuat suasana hati selalu negatif.
Apa yang dimaksud dengan tiga gerbong tersebut jika dalam konteks perjalanan kereta api selama satu hari kita artikan sebagai perjalanan hidup kita sejak lahir sampai meninggal? Silakan tunggu tulisan bagian ke-2 ya.
Selamat beraktifitas dan beribadah
[10/2 05.50] Suhu Wan: BAGAIMANA MERAIH KEBAHAGIAAN (Bagian 2)
Oleh : Suhu Wan (Owner Idolmart & Ketum AMRI)
Apa yang dimaksud dengan tiga gerbong tersebut jika dalam konteks perjalanan kereta api selama satu hari kita artikan sebagai perjalanan hidup kita sejak lahir sampai meninggal? Gerbong belakang disebut masa lalu, gerbong tengah adalah masa sekarang dan gerbong depan adalah masa yang akan datang.
Walaupun emosi atau suasana hati yang bahagia dan positif berada pada masa sekarang (gerbong tengah), kenapa tidak sedikit orang yang memilih berada pada pikiran masa lalu (gerbong belakang) atau masa depan (gerbong depan) yang sebagian besar adalah sumber ketidakbahagiaan dan suasana negatif?
Tidak percaya? Coba saja perhatikan, semua orang yang mulai dari stres ringan sampai yang dirawat di rumah sakit jiwa adalah penyakit pikiran. Penyakit pikiran ini semuanya terkait dengan masa lalu atau masa depan, atau sekaligus keduanya.
Menyesal, sedih, malu, rasa bersalah, putus asa, kecewa, sakit hati semuanya adalah terkait dengan masa lalu. Takut, frustrasi, cemas semuanya terkait pada masa depan. walaupun emosinya terasa pada masa sekarang namun semuanya cenderung terkait dengan masa lalu atau masa depan.
Sedangkan emosi bahagia sebagian besar terkait dengan masa sekarang. Jika kita ingin hidup bahagia, hayatilah hidup pada saat ini, detik ini juga.
Kita kan hanya hidup pada momen masa sekarang. Masa lalu hanyalah memori, bukanlah sesuatu yang nyata lagi dan tidak mungkin bisa diubah alias sudah pergi selama-lamanya. Jadi ngapain juga kita memikirkan masa lalu yang mustahil bisa diubah, apalagi sebagian besar akan menghasilkan ketidakbahagian atau pikiran yang negatif.
Seseorang sangat menyesal dengan waktu yang pernah dia sia-siakan di saat kuliah atau masa mudanya. Selalu setiap waktu dia memikirkan dan menyesali apa yang telah terjadi sehingga dia menyalahkan diri dan nasibnya. Inilah sumber ketidakbahagian dia di dalam hidup, yang bahkan bisa sampai stres dan mengidap penyakit pikiran yang akut. Padahal itu sudah masa lalu, sudah tinggal kenangan dan mustahil untuk diubah.
Seseorang yang mengalami kekecewaan sangat mendalam karena putus cinta. Hari-harinya dilalui dengan kesedihan, air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam. Hidupnya terasa hampa, menderita bahkan ada yang sampai bunuh diri.
Begitu juga masa depan. Belum pernah ada kan, masa depan itu terjadi saat sekarang? Ngapain juga kita memikirkan masa depan yang dapat membuat kita stres, padahal belum tentu terjadi. Tahukah Anda, bahwa 95% lebih hal negatif yang kita kuatirkan akan terjadi (artinya itu pasti masa depan) tidak terjadi bukan? Peristiwanya belum terjadi, bahkan kemungkinan besar tidak akan terjadi, kita sudah stres sekarang.
Dan bahkan walaupun akhirnya peristiwa yang kita kuatirkan itu terjadi (karena ada 5% yang kemungkinan terjadi), stres nya nanti saja, saat sudah terjadi, jangan sekarang-sekarang.😁 Sebagian besar stres terjadi karena pikiran yang ketakutan dengan apa yang akan terjadi. Sedangkan saat peristiwa terjadi malah seringkali kita biasa-biasa saja.
Banyak sekali hal negatif saat kita memikirkan sesuatu yang akan terjadi depan. Karena masih menjomblo kuatir tidak dapat pasangan hidup padahal umur terus bertambah. Bagaimana jika nanti hidup membujang, hidup merana dan kesepian. 😁
Cemas kalau tidak dapat menemukan pekerjaan dengan penghasilan yang cukup sehingga akan kesulitan menghidupi keluarga. Bagaimana jika besok berangkat kerja terjadi kemacetan parah, bagaimana jika bos besok menegur hasil pekerjaan dan lain sebagainya. Bagaimana jika… Bagaimana jika… terjadi sesuatu yang tidak diinginkan? Inilah sumber stres, kuatir, cemas, takut bahkan frustrasi terhadap sesuatu yang belum tentu terjadi di masa depan.
Lalu bagaimana caranya agar kita hanya hidup dimasa sekarang? Agar kita selalu senantiasa berada di gerbong tengah atau gerbong kebahagiaan? Nantikan tulisan selanjutnya ya.
Selamat beraktivitas dan berbahagia
[11/2 05.52] Suhu Wan: BAGAIMANA MERAIH KEBAHAGIAAN (Bagian 3)
Oleh : Suhu Wan (Owner Idolmart & Ketum AMRI)
Bacalah artikel ini agak perlahan, bacalah lebih dari satu kali agar lebih dapat difahami. Bila perlu baca kembali juga baca artikel sebelumnya (bagian 1 dan 2) kembali.
Berfokus lah pada masa sekarang, stres yang kita alami akan jauh berkurang. Berhentilah menyesalkan masa lalu yang telah terjadi dan mencemaskan masa depan yang belum tentu akan terjadi. Duduklah, tarik nafas yang dalam, rileks dan fokuslah pada momen yang ada sekarang. Amati disekililing kita, secangkir kopi diatas meja kayu, di pagi yang cerah, angin yang bertiup semilir.
Ketika kita hanya hadir di masa sekarang, maka pikiran akan menjadi lebih tenang, lebih santai, lebih rileks. Emosi dan suasana hati kita akan mengalami keselarasan, kedamaian dan kebahagiaan. Pikiran kita akan positif. Kita tidak dirongrong oleh pikiran yang berisikan hal-hal yang negatif baik dari masa lalu dan masa depan.
Sedangkan saat pikiran kita didasarkan pada masa lalu atau masa depan, akan mengantarkan kita pada ketidakbahagiaan.
Untuk merasa cemas kita perlu berpikir masa depan yang akan lebih buruk dari masa sekarang.
Untuk merasa bosan, kita perlu merindukan suatu kondisi yang akan berbeda di masa depan dibanding yang sekarang.
Untuk menjadi tidak bahagia, kita harus berfokus pada apa yang kita inginkan dan yang tidak kita miliki. Untuk merasa menyesal kita harus ingat pengalaman masa lalu yang kelam.
Saya tidak mengatakan bahwa seluruh memori masa lalu sama sekali tidak berharga atau berpikir tentang masa depan adalah 100% negatif.
Ada kenangan indah pada masa lalu yang membuat kita senang, ada prestasi bagus yang membuat kita bangga, ada pengalaman yang membuat kita puas, adalah memori masa lalu yang tentu saja boleh untuk kita ingat karena hal yang positif.
Rasa optimis kita akan sukses, memiliki keyakinan untuk bisa berhasil, berani bermimpi adalah hal-hal yang baik tentang masa depan. Tentu saja untuk pikiran positif untuk masa depan seperti ini malah bagus.
Konteks yang saya bahas bukanlah hal yang positif tentang masa lalu atau masa depan. Yang jangan kita lakukan itu adalah hal-hal negatif seperti menyesali masa lalu dan mencemaskan masa depan.
Kecuali rasa nyeri (secara fisik), tidak seorang pun pernah menderita karena yang sedang terjadi pada masa sekarang, fokus pada saat ini. Jika ingin bahagia, fokus dan hayatilah hidup detik ini juga.
Saat kita fokus pada masa sekarang, apakah saat sedang bekerja, sedang menikmati secangkir kopi, menikmati makan siang, sedang asyik ngobrol dan kongkow-kongkow dengan teman, saat sedang pelesiran, saat beribadah, saat membaca buku, saat bersenda gurau dengan keluarga, semuanya menimbulkan rasa bahagia dan damai. Tidak akan ada rasa ketidakbahagian saat itu, kecuali pada saat itu pikiran Anda tiba-tiba melompat ke masa lalu atau masa mendatang.
Ghania, cucu pertama saya yang saat ini berusia hampir 6 bulan, setiap saat hidupnya hanyalah rasa suka cita dan bahagia. Dia benar-benar hanya hidup di masa sekarang. Tidak akan pernah ada pikiran negatif pada diri Ghania karena dia memang belum bisa memikirkan masa lalu atau masa depannya.
Walaupun kadang-kadang dia menangis, itu bukan tangisan kesedihan, namun tangisan untuk menjaga dan melindungi dirinya. Saat dia buang air dia menangis, setelah diganti popoknya dia akan bersuka cita lagi. Karena dia belum bisa berbicara maka dia hanya bisa menangis. Kalau popok tidak diganti malah bisa timbul masalah yakni iritasi. Demikian juga saat dia lapar, saat kurang enak badan, saat kelamaan ditinggal sendiri.
Diluar itu hidupnya total hanya bahagia. Dan kebahagiaannya memancar kepada siapapun orang disekitarnya. Saya sangat betah berada dan bermain dengan Ghania karena saya merasakan kebahagiaan juga secara penuh. Yang penting saat bersama Ghania saya jangan berpikir atau menyesalkan masa lalu atau mencemaskan masa depan. 😁
Ada juga orang yang berkomentar, “Justru saat ini, masa sekarang ini saya merasa tidak bahagia”.
Nah lo… bagaimana penjelasannya? Tunggu tulisan berikutnya ya.
Selamat pagi dan selamat menikmati kebahagiaan
BAGAIMANA MERAIH KEBAHAGIAAN (Bagian 4)
Oleh : Suhu Wan (Owner Idolmart & Ketum AMRI)
Ada juga yang berkomentar, “Justru saat ini, masa sekarang ini saya merasa tidak bahagia”.
Tetapi saat digali kenapa dia tidak bahagia jawabannya selalu karena pikirannya yang menghubungkan ke masa lalu atau masa depan.
Ambil contoh seseorang yang saat ini kehidupannya secara ekonomi buruk dan membuat dia menyesal karena dulu menyia-nyiakan pendidikan dan berfoya-foya. Pikiran yang menyedihkan memang di masa sekarang, tetapi yg membuat dia menyesal adalah karena masa lalu.
Selain menyesali masa lalunya dia juga sangat kuatir dengan masa yang akan datang, bagaimana nanti membiayai kehidupan keluarganya termasuk pendidikan untuk anak-anaknya. Orang ini sangat tidak bahagia sekarang, tetapi ketidakbahagian nya tertambat pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Tidak ada yang dapat mengubah sesuatu yang telah terjadi di masa lalu. Saat ini dia berada dimasa sekarang. Yang dapat dia perbuat saat ini adalah fokus pada saat ini dan bekerja keras sehingga dapat menjadi lebih baik. Tidak perlu dia menguatirkan masa depan, karena kekuatiran pada hal yang belum tentu terjadi akan melemahkan mental dan pikirannya saat ini.
Hilangkan pikiran pada penyesalan masa lalu yang tidak akan bisa diubah, singkirkan kekuatiran masa depan yang akan menambah ruwet pikiran. Fokus pada saat ini, detik ini, dapatkan rasa ketenangan dan kebahagiaan sehingga dapat berupaya dan berusaha dengan maksimal.
Mungkin ada yang bertanya, dengan kegagalan dan kehidupan ekonominya apakah mungkin dia bisa bahagia? Bukankan untuk bisa menjadi bahagia itu kita mesti menjadi sukses?
Jawabannya adalah kesuksesan bukan syarat utama untuk menjadi bahagia. Coba perhatikan, seberapa sering kita menyaksikan seorang pengusaha yang sukses tetapi mengalami penderitaan dan kehidupan yang tidak tenang? Kita juga sering melihat seorang eksekutif dengan gaji yang sangat tinggi tetapi selalu stres. Atau seorang selebriti terkenal yang akhirnya bunuh diri.
Jadi kesuksesan, kekayaan, kekuasaan dan ketenaran tidak mengantar kita pada kebahagiaan. Namun meskipun kesuksesan tidak menjadikan syarat untuk kita bahagia, kebahagiaan akan ikut mendatangkan kesuksesan.
Sekali lagi saya sampaikan, SUKSES TIDAK OTOMATIS MEMBUAT BAHAGIA, TETAPI KEBAHAGIAAN AKAN IKUT MENDATANGKAN KESUKSESAN.
Di saat Anda merasa tidak bahagia, cobalah gali lebih dalam. Anda akan melihat bahwa apapun yang membuat Anda merasa kesal atau tidak bahagia, berakar pada masa lalu yang tidak dapat Anda ubah atau pada masa depan yang mungkin ternyata berbeda dengan apa yang Anda harapkan.
Yang seharusnya Anda lakukan adalah merelakan masa lalu atau masa depan dan melakukan hal terbaik yang Anda bisa lakukan saat ini. Hiduplah secara penuh di saat sekarang, di detik ini juga.
Memang untuk hidup di saat ini dan menjadi bahagia terkadang bukan hal mudah. Misalkan mobil baru kesayangan kita baru saja ditabrak mobil lain, jelas saja kita kesal dong. Tapi sadarilah, satu detik saja setelah tabrakan itu, kejadian itu sudah masa lalu. Marah dan kesal sudah tidak akan merubah yang sudah terjadi. Buat apa kita sesali lagi. Yang hanya bisa kita lakukan adalah membawa mobil ke bengkel dan nego dengan penabrak untuk pertanggungjawaban.
Ada seseorang yang menderita kanker stadium empat dan divonis dokter hanya berumur 6 sampai 12 bulan lagi. Bagaimana mungkin seseorang ini akan bisa hidup bahagia dalam menatap masa depannya?
Nasehat kepadanya, jangan menambah penderitaan lagi dalam hidupnya (yang menderita kanker) dengan mencemaskan setiap waktu dari sisa umur yang dia miliki. Sementara dokter mengupayakan pengobatan yang terbaik, sekaranglah waktu yang terbaik untuk menikmati setiap detik kehidupan yang menyenangkan dengan keluarga dan teman-temannya.
Jangan lupa, dia sama dengan semua orang yang juga akan meninggalkan dunia ini selamanya dalam waktu 6 bulan, 6 tahun atau bisa juga dalam 6 hari ke depan. Siapa yang tahu umur setiap orang?Karena tidak ada vonis dari dokter tentang umur mereka tidak stres memikirkannya. Padahal vonis dokter sangat mungkin bisa salah.
Jadi dalam menghadapi masa depan, bersikaplah optimis dan jalani hidup saat sekarang. Singkirkan kekuatiran tentang masa depan sehingga kita tidak mengalami penderitaan.
Cobalah kita bayangkan, andaikata hari ini kita tahu adalah hari terakhir kita hidup di dunia, apakah kita tidak akan menikmati hidup ini?
Apakah kita masih mau makan terburu-buru sambil membalas wa dan kadang berdebat yang membuat kita kesal sehingga tidak bisa menikmati makan kita yang terakhir? Rasanya kita akan memilih pelan-pelan menghayati, menikmati setiap gigitan dari makan kita yang terakhir kali.
Saat menghadapi kemacetan di jalan raya apakah kita akan marah-marah, kesal dan membunyikan klakson sekencang-kencangnya? Atau malah sebaliknya kita lebih tenang, menikmati perjalanan atau mendengarkan musik yang kita sukai untuk terakhir kalinya?
Saat kita lagi kumpul dengan keluarga dan sanak saudara yang sangat kita cintai, apakah kita malah sibuk bermedsos ria, bermain Gadged tanpa mempedulikan keluarga dan sanak saudara yang sedang ada di depan kita? Bukanlah lebih baik kita fokus saja dan lebih memperhatikan orang-orang yang kita cintai dan yang lagi kumpul dengan kita untuk terakhir kali.
Saat kita sholat, berdoa dan ibadah lainnya, apakah akan kita lakukan dengan sangat terburu-buru dan hanya rutinitas sambil lalu? Karena ini adalah Ibadah yang terakhir, pastilah kita lakukan dengan sebaik-baiknya, khusuk dan ikhlas, berdoa dan bertaubat.
Hayatilah kehidupan dan momen sekarang ini, seolah-olah sekarang adalah hari terakhir kita.
Selamat menikmati setiap detik kehidupan dengan kebahagiaan.